Disukai teman, disegani lawan

|

Kawan seribu masih kurang, musuh satu kebanyakan! Begitulah ungkapan yang menggambarkan betapa pentingnya persahabatan sejati. Maka ketika datang suatu saat. Saat itu adalah: ketika hati bermaksud membuat setiap orang senang, namun, apa daya bibir hendak berkata. Karena nila setitik rusak susu sebelanga, karena kesalahan yang sangat amat sedikit sekali, duakali, empat kali, dst… hancurlah sebuah simfoni persahabatan. Berusaha disukai tapi malah dibenci. Ironis memang. Lalu, adakah kita dibuatnya celaka karena putus asa? Jangan! Ni ada oret-oretan (bukan rajam lhoo!) yang sedikit/banyak bisa membantu sobat semua:

1. Zuhud

Tidak lupa diri saat beroleh nikmat, bila dirundung musibah tak berasa kiamat. Ketika kawan 'jatuh' jangan merasa mendapat durian runtuh, dank kala teman banyak rejeki jangan merasa paling miskin di bumi.

2. Rendah hati
Bukan rendah diri, bukan pula tinggi hati, tetaplah percaya diri. Gunakan bahasa gaul seadanya, jangan lupa tiga kata kunci: tolong, maaf, dan terima kasih. Tulus iklah bukan basa-basi!

3. Itsar
Mendahulukan kepentingan saudara kita, mementingkan kebutuhannya, bikin mereka merasa diperhatikan. Berkorban demi meraih ridho Allah SWT. Itulah sebuah keberuntungan yang sejati.

4. Diam
Diam itu emas, tapi jangan terperangkap dengan ungkapan ini. Diam disini adalah melambangkan kebijaksanaan dan jalan keselamatan. Maksud diam disini, jangan menggunjing, mengumpat, dan mencela. Dilarang ngerumpi sesuatu yang tak berguna. Maka: Bicaralah dalam Diam!

5. Sabar/bijaksana
Menahan dari marah, kecewa, mengeluh, dan tergesa-gesa (ambisius). Jadilah pendengar yang baik saat teman lagi curhat. Jangan menyusahkan orang lain kalau tidak dalam situasi gawat darurat.

6. Pemaaf
Daripada mendendam lebih baik memaafkan, dada pun lapang. Jangan tunggu yang bersangkutan mengakui kesalahan, maafkanlah dalam hati dan perbuatan.

7. Syukur
Inilah seni mencapai bahagia, bila kita tekuni. Teman pada simpati, hidup santai tapi serius.

8. Ringan tangan
Bukan panjang tangan, bukan juga tepuk tangan, apa lagi main tangan. Dengan jurus 'meringankan tangan' alias suka memberi ini kita mempraktekkan hadits nabi yang berbunyi “…tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah..”. Bersikaplah seperti air yang memadamkan rumah yang terbakar, menyiram tanaman layu, dan menghilangkan dahaga bagi mereka yang kehausan.

Nah, itulah delapan sifat dan sikap yang perlu kita tumbuh kembangkan agar teman menyayangi kita dan lawan segan pada kita. coba deh, insya Allah kita menjadi manusia yang senantiasa memberikan rasa senang kepada setiap orang.

--------------------------

0 komentar:

Posting Komentar